Selasa, 20 Maret 2012

teman terbaik
teman
kaulah penerang kesedihanku
pelita hatiku
dunia tanpamu begitu hmpa terasa
kian lama hidup yang ku jalani
selalu bersama mu sahabat ku
susah sedih senang yang ku rasakan
bersama mu sahabat ku
kini kau telah pergi meninggalkan ku
meninggalkan semua kenangan kita
menyimpulkan sebuah air mata
yang terjatuh di pipi ku
meski kini kita tak bersama
meski kita telah berbeda kehidupan
namun kita tetap satu dalam hati dan cinta
karena kau sahabat sejati ku
selamat tinggal sahabat ku
selamat jalan sahabat sejati ku
cinta kasih mu kan selalu satu di hati ku
selamanya ………

Senin, 19 Maret 2012

letak keraton yogakarta


TATA LETAK KERATON YOGYAKARTA
                Keraton Yogyakarta dibangun pada tahun 1756 M oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I, sekaligus berperan sebagai arsitek. Beliau memang mempunyai keahlian di bidang arsitek, keahlian beliau telah mendapat pengakuan oleh Theodor Gautier Thomas Pigeaud dan Lucien Adam, keduanya arsitektur yang berasal dari Belanda.
Sri Sultan Hamengkubuwono I merancang Keraton Yogyakarta disesuaikan dengan tata ruang kota tua Yogyakarta. Pembangunan Keraton Yogyakarta diselesaikan pada tahun 1755 hingga 1756. Setelah masa pembangunan, Keraton Yogyakarta dikembangkan oleh raja-raja berikutnya. Bentuk keraton yang terlihat pada masa sekarang sebagian besar dikembangkan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono VII yang memimpin pada tahun 1921 hingga 1939.
Keraton Yogyakarta mempunyai bagian utama dari utara ke arah selatan. Pada sisi utara terdapat Gapura Gladhag dan pada sisi selatan berdiri Plengkung Nirbaya atau pada masa sekarang sering disebut Plengkung Gadhing.
Bagian-bagian utama dari Keraton Yogyakarta adalah:
·         Kompleks depan terdiri dari: Gapura Gladag-Pangurakan; Kompleks Alun-alun Ler/Lapangan Utara (sekarang disebut Alun-alun Utara) dan Mesjid Gedhe (Masjid Raya Kerajaan).
·         Kompleks Inti terdiri dari: Kompleks Pagelaran, Kompleks Siti Hinggil Ler, Kompleks Kamandhungan Ler; Kompleks Sri Manganti; Kompleks Kedhaton; Kompleks Kamagangan; Kompleks Kamandhungan Kidul; Kompleks Siti Hinggil Kidul (sekarang disebut Sasana Hinggil).
Dan Kompleks Belakang dari Keraton Yogyakarta adalah Alun-alun Kidul (Lapangan Selatan) dan Plengkung Nirbaya yang biasa disebut Plengkung Ga

istilah keraton yogyakakrta


Istilah Keraton Yogyakarta
Istilah keraton berasal dari kata ka-ratu-an, maksudnya adadlah tempat bersemayam bagi ratu. Di samping keraton, istilah kadaton sering juga digunakan untuk menyebut pengertian yang sama. Istilah kadaton berasal dari kata ka-dhatu-an, maksudnya adalah tempat bersemayam bagi para dhatu. Ada pula yang menyatakan bahwa keraton berasal dari bahasa Sansekerta, kratu yang berarti kebijaksanaan. Dengan demikian, arti keraton di samping sebagai tempat bersemayam para ratu/raja juga diartikan sebagai sumber/tempat kebijaksanaan. Sumber yang dimaksud adalah raja. Oleh karena itu pula keraton pada zaman dulu diakui sebagai tempat tinggal ratu dan memiliki fungsi sebagai pusat pemerintahan dan kebudayaan.
Sama seperti rumah, keraton atau istana terdiri atas beberapa bagian bangunan atau tempat yang mempunyai fungsi berbeda-beda. Di samping itu, ditinjau dari keseluruhan bangunan/tempat di dalam keraton, semuanya mengandung arti kefilsafatan, kebudayaan, dan keagamaan. Istilah keraton sering pula diidentikkan dengan pengertian negara. Ada juga yang mengartikan bahwa keraton adalah bangunan yang berpagar dan berparit keliling sebagai pusat kerajaan, tempat bersemayam raja-raja dengan kerabat/keluarganya. Dengan demikian, Keraton Yogyakarta adalah tempat bersemayam raja-raja Yogyakarta beserta keluarganya. Oleh karena raja-raja Yogyakarta bergelar sultan, maka Keraton Yogyakarta sering juga disebut Kasultanan Yogyakarta atau Keraton Kasultanan Yogyakarta.
Istilah keraton sudah jarang digunakan oleh umum. Istilah kraton-lah yang lebih sering digunakan/populer. Hal ini berkait erat dengan proses peluluhan huruf e dalam pengucapan kata keraton yang telah berlangsung cukup lama.

save our earth

save our earth
jaga bumi kita
selamatkan bumi tersayang
jangan kau biarkan segalanya mengancam
jangan biarkan nuklir menggelegar 
jangan biarkan  global warming terjadi
wahai saudaraku cinilah bumi
rawatlah yang terbaik


puisi yoga NANTA